Rabu, 08 September 2010

skiripsi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKUKAN SMASH DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS SISWA KELAS V
SDN PEMBANTANAN 2 MELALUI MODIFIKASI NET YANG DIRENDAHKAN


SKRIPSI


Oleh
SODIRIN
NIM A1D 107446




















DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAH RAGA - KESEHATAN
BANJARBARU
2010









































MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKUKAN SMASH DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS SISWA KELAS V
SDN PEMBANTANAN 2 MELALUI MODIFIKASI NET YANG DIRENDAHKAN





SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Lambung Mangkurat
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Olahraga - Kesehatan





Oleh
SODIRIN
NIM A1D 107446









DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAH RAGA - KESEHATAN
BANJARBARU
2010
LEMBAR PERSETUJUAN



Skripsi oleh Sodirin ini telah diperiksa dan disetujui
untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


Banjarbaru, Februari 2010

Pembimbing I,



Drs. Sunarno Basuki, M. Kes
NIP 19640920 198903 1 004





Pembimbing II,




Drs. Abdul Hamid, M. Pd
NIP 19600507 198803 1 004









ABSTRAK

Sodirin. 2010. Meningkatkan Kemampuan Melakukan Smash dalam Pembelajaran Bulutangkis Siswa Kelas 5 SDN Pembantanan 2 melalui Modifikasi Net yang Direndahkan Skripsi Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurusan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing I: Sunarno Basuki, Pembimbing II: Abdul Hamid

Kata kunci : Modifikasi Net yang Direndahkan, Kemampuan Melakukan Smash dalam Permainan Bulutangkis

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah dasar materi permainan bola kecil jenis bulutangkis diajarkan kepada siswa kelas 5 SD. Namun kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk melakukan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis rendah. Untuk meningkatkan kemampuan itu perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujan untuk meningkatkan aktivitas siswas kelas 5 SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan mengikuti langkah penelitian tindakan kelas mulai perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan observasi terhadap siswa kelas 5 SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk berjumlah 16 orang. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Analisi data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan hasil penelitian.
Hasil penelitian menjunkkan bahwa aktivitas siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk dalam pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis meningkat. Siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa mencapai 75 dan siklus II mencapai 95. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis meningkat. Siklus I nilai rata-rata aktivitas guru mencapai 84,6 dan siklus II mencapai 100. Modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis. Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus I secara individu mencapai 76 dan secara klasikal mencapai 75%. Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis secara individu mencapai 80 dan secara klasikal mencapai 100%.

KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas petunjuk-Nya penelitian yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Melakukan Smash dalam Pembelajaran Bulutangkis Siswa Kelas 5 SDN Pembantanan 2 melalui Modifikasi Net yang Direndahkan ini dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan, dan masukan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. H. Ahmad Sofyan, MA, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
2. Drs. Muhammad Harus selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
3. Bapak Dr. AR. Shadiqin, M. Kes selaku Ketua Program Pendidikan Olahraga FKIP Unlam Banjarbaru
4. Bapak Dr. Djoko Lelono, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
5. Bapak Drs. Sunarno Basuki, M. Kes. selaku pembimbing I
6. Bapak Drs. Abdul Hamid, M.Pd. selaku pembimbing II
7. Seluruh dosen Pendidikan Olahraga Kesehatan FKIP Unlam yang tidak bisa saya sebutkan satupersatu.
8. Kepala Sekolah dan Guru SDN Pembantanan 2 atas segala bantuan dan kerja samanya selama pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu baik berupa tenaga, pemikiran, dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat diperlukan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Banjarbaru, Februari 2010

Peneliti



Sodirin
NIM A1D 107446

















DAFTAR ISI



Halaman

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR LOGO ii
HALAMAN JUDUL iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GRAFIK xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
a. Bagi Guru 4
b. Bagi Siswa 4
c. Bagi Sekolah 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Kerangka Teori 5
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 5
2. Teknik Smash dalam Permainan Bulutangkis 8
B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 17
1. Kerangka Berpikir 17
2. Hipotesis 18
BAB III METODE PENELITIAN 19
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 19
B. Setting Penelitian 20
C. Faktor yang Diteliti 20
D. Skenario Tindakan 20
E. Teknik Pengumpulan Data 24
F. Teknik Analisis Data 26
G. Indikator Keberhasilan 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27
A. Deskripsi Setting Penelitian 27
B. Hasil Penelitian 27
C. Pembahasan 46

BAB V PENUTUP 51
A. Kesimpulan 51
B. Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN 54





















DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 29
2. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 31
3. Hasil Penilaian Proses Siklus I 33
4. Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan
Bulutangkis Siklus I 34
5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 39
6. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 40
7. Hasil Penilaian Proses Siklus II 43
8. Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan
Bulutangkis Siklus II 44








DAFTAR GRAFIK



Grafik Halaman


1. Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan
Bulutangkis Siklus I 36

2. Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan
Bulutangkis Siklus II 45

3. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II 47

4. Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I dan II 48

5. Peningkatan Nilai Proses dalam Pembelajaran Siklus I dan II 49

6. Peningkatan Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan
Bulutangkis Siklus I dan II 50

















DAFTAR GAMBAR



Gambar Halaman


1. Alur Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart 19

































DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran Halaman


1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 54

2. Lembar Observasi Siswa 60

3. Lembar Observasi Guru 63

4. Penilaian Proses 65

5. Foto-Foto Penelitian 70



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisem Pendidikan Nsional menyebukan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003: 1).
Mata pelajaran Penjas adalah salah satu yang wajib diikuti siswa di sekolah. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan, gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olah raga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Bulutangkis merupakan materi yang dapat diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Salah satu teknik dasar olahraga bulutangkis yang banyak perlu dikuasai dalam permainan bulutangkis adalah smash. Namun demikian kemampuan siswa untuk melakukan kemampuan dasar ini maih rendah. Berdasarkan pengalaman hasil tes formatif diketahui bahwa 60% siswa kelas V SDN Pembantanan 2 tidak dapat melakukan smash dengan benar. Hasil belajar siswa kelas V SDN Pembantanan 2 pada materi pembelajaran bulutangkis khususnya melakukan smash masih rendah.
Rendahnya kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam permainan bulutangkis perlu segera diatasi. Untuk meningkatkan kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis dilakukan dengan cara memodifikasi net yang direndahkan. Modifikasi di sini adalah mengubah net dari ketinggian yang sebenarnya lalu direndahkan sesuai dengan perkembangan fisik siswa di sekolah dasar khususnya siswa kelas V SDN Pembantanan 2.
Peran alat sangat penting dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran olahraga permainan bulutangkis. Guru dapat memodifikasi alat itu untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Alat yang dimodifikasi membantu siswa meningkatkan kemampuan melakukan salah satu teknik dasar permainan bulutangkis. alat yang dipilih untuk disesuaikan ukuran ketinggiannya adalah net dalam pembelajaran bulutangkis. Penggunaan net yang direndahkan memudahkan siswa melakukan smash. Berdasarkan asumsi ini, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ” Meningkatkan Kemampuan melakukan Smash dalam Pembelajaran Bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melalui modifikasi net yang direndahkan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan:
1. Bagaimana aktivitas siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk dalam pembelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis dengan menggunakan modifikasi net yang direndahkan?
2. Bagaimana aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis dengan menggunakan modifikasi net yang direndahkan?
3. Apakah modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis dengan menggunakan modifikasi net yang direndahkan.
2. Untuk meningkatkan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi net yang direndahkan.
3. untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk melakukan smash dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi net yang direndahkan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Sebagai informsi bagi guru dalam memperbaiki dan membantu guru dalam proses belajar mengajar olahraga bulutangkis melalui modifikasi net yang direndahkan.
2. Bagi Siswa
Membantu meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis.
3. Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa dan perbaikan proses belajar mengajar secara bertahap dan berkelanjutan pada mata pelajaran olahraga materi pembelajaran bulutangkis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta-fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas siswa tidak dimaksudkan aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis aeperti mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak (Sanjaya, 2007: 130).
Bruner (Dahar, 1989: 101) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu ialah memperoleh informasi baru, transformasi informasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Slameto (2007: 2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku itu mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri atas siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik, 2008: 57).
Pembelajaran dipandang sebagai sebuah sistem. Pembelajaran memiliki sejumlah komponen yang diorganisasikan secara sistematis. Komponen itu meliputi tujuan pembelajaran atau kompetensi, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi, refleksi dan tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan setelah pembelajaran bisa berupa pengajaran remedial (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment).
Pembelajaran juga dipandang sebagai sebuah proses. Pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan guru dalam membuat siswa belajar. Proses ini dimulai dengan merencanakan program tahunan, program semester, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan media pembelajaran, dan penyusunan evaluasi pembelajaran. Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persiapan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru melakukan tindak lanjut. Apabila hasil belajar siswa baik, guru dapat memberikan pengayaan (enrichment) dan apabila hasil belajar siswa rendah, guru akan memberikan pengajaran remedial (remedial teaching).
Pembelajaran di sekolah dasar dilakukan berorientasi pada kurikulum yang menegakkan pilar belajar, yaitu belajar memahami (learning to know), belajar melaksanakan dan berbuat secara efektif (learning to do), belajar menemukan jati diri (learning to be), belajar hidup bersama (learning to live together), melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Depdiknas, 2006: 7).
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa (Sanjaya, 2007: 130).Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan bisa dilakukan, pertama dengan menata ruangan yang apik dan menarik, kedua melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi (Sanjaya, 2007: 132).
Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa. Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu mungkin muncul dalam diri siswa manakala siswa membutuhkan (need). Sswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Teknik Smash dalam Permainan Bulutangkis

Gerakan awal untuk pukulan smash hampir sama dengan pukulan lob. Perbedaan yang utama adalah pada saat impact yaitu pada pukulan lob shuttle cock diarahkan ke atas sedang pada pukulan smash shuttle cock diarahkan tajam, curam ke bawah dengan kecepatan yang tinggi karena menggunakan pukulan sepenuhnya dan cambukan pergelangan tangan yang kuat. Pengertian pukulan smash adalah suatu pukulan yang keras dan curam ke bawah mengarah ke bidang lapangan pihak lawan. Pukulan ini dapat dilaksanakan secara tepat apabila penerbangan shuttle cock yang berada di depan atas kepala pemain buku tangkis dan kemudian diarahkan dengan ditukikan serta ditujukan ke bawah. Pukulan smash dalam permainan bulutangkis merupakan salah satu pukulan yang sering menghasilkan nilai secara langsung. Sebab pukulan ini merupakan suatu gerak ayunan tangan yang cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan yang keras serta menerjunkan shuttle cock secara curam. Tenaga yang digunakan pukulan smash ini cukup besar sehingga perlu perhitungan yang masak untuk menggunakan pukulan ini. Selain itu perlu juga diperhatikan dalam melaksanakan pukulan ini yaitu jangan sekali-kali melakukan pukulan smash dengan lengan membengkok karena menurut hukum mekanika panjang lengan perlu mendapatkan perhatian. Jadi lengan yang lurus dengan beban yang panjang yang digunakan sepenuhnya akan menimbulkan pukulan yang keras. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan gerakan melakukan pukulan smash sebagai berikut : Pertama-tama tenaga yang dihasilkan dari rangkaian otot kaki dengan menggerakkan kaki, kemudian lutut, diteruskan memusatkan pada badan, pundak atau bahu, lengan tangan dan terakhir pergelangan tangan, gerakan ini dilakukan secara beruntundan berkesinambungan serta merupakan suatu rangkaian gerakan yang teratur. Apabila gerakan itu dilakukan terus menerus dan dapat terkuasai dengan baik, maka gerakan yang beruntun itu hanya merupakan satu gerakan saja karena sudah gerakan otomatis.
Cara melatih atau mengajar gerakan smash : Yang utama untuk mempelajari pukulan smash adalah memberikan kesempatan yang sebanyak kepada pemain untuk melakukan pukulan ini. Pertama-tama seorang pemain memberi umpan dan pemain lain melakukan pukulan smash dengan ketentuan : tangan yang memegang raket,lengannya diluruskan keatas pada saat shuttle cock tepat berada diatas kepala, raket diayunkan untuk memukul shuttle cock hanya dengan pergelangan tangan, gerakan lengan hanya mengikuti ayunan saja, pukulan yang dilakukan dengan mencambukkan pergelangan tangan diarahkan dengan hentakan ke bawah. Hasil pukulan yang didapatkan tidak usah keras tapi yang diutamakan adalah menguasai gerakan dasar dari koordinasi gerakan pukulan dan waktu perkenaan (impact) antara raket dan shuttle cock. Tujuan untama yang diharapkan pada latihan ini yaitu untuk menanamkan kebiasaan gerakan yang betul. Apabila penguasaan ini telah dapat ditambah maka latihan itu perlu ditambah dengan setengah kekuatan dan diteruskan dengan kekuatan penuh. Bila ini juga sudah terkuasai baru ditambah dengan gerakan bahu, badan, pinggang, dan kaki serta ditambah dengan lompatan. Latihan ini dilakukan secara bergantian dengan pengumpan dan bila keseluruhan gerakan memukul smash dapat dikuasai maka baru beralih ketempat sasaran atau arah yang dituju. Pukulan smash dapat dilakukan dengan cara :
a. Smash Penuh
Yang dimaksud dengan pukulan smash penuh adalah melakukan pukulan smash denan mengayunkan raket, perkenaannya tegak lurus antara daun raket dengan datangnya shuttle cock, sehingga pukulan itu dilakukan secara penuh. Pada umunya pukulan ini mempunyai penerbangan yang cepat dan keras karena pukulan ini dengan menggunakan tenaga yang besar, maka akan menguras tenaga yang melakukan pukulan ini sehingga juga akan menggoyahkan posisi berdiri pemain. Oleh karena itu melakukan smash penuh ini harus dapat mematikan pihak lawan. Sasaran pukulan smash penuh ini ada 2 arah yaitu mengarah lurus pada sepanjang garis samping dan mengarah pada tubuh lawan. Cara pengajaran pukulan smash penuh dapat dilaksanakan 2 cara :
Secara diberi umpan dengan shuttle cock yang dialkukan dengan cara drilling atau diberi umpan terus menerus dengan shuttle cock yang jumlahnya banyak, kurang lebih 20 buah, dengan rentangan melakukan 10 kali smash istirahat 30 detik selanjutnya dilakukan 10 kali smash lagi. Cara ini dilakukan dengan sampai 10 kali bagi setipa pemain dan selanjutnya bergantian. Untuk memberi umpan dengan service lob diusahakn dengan melambungkan shuttle cock jangan terlalu kebelakang dan jangan dalam/tinggi penerbangannya. Pemberian umpan ini diusahakan seenak mungkin bagi pemain yang melakukan smash. Tujuannya agar pemain tersebut dapat melakukan smash dengan betul dan curam, tentang kerasnya shuttle cock sementara jangan menjadi sasaran. Bila kebiasaan melakukan pukulan smash penuh dapat dilakukan dengan baik dan tepat maka baru diarahkan untuk melakukan pukulan yang keras dan mengarahkan sasaran yang tepat. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan satu lapangan penuh, karena umpan yang diberikan tidak hanya satu arah tetapi ada dua arah baik disebelah bagian kanan mupun bagian kiri dari pemain yang melakukan smash.
Secara diberi umpan dengan mengembalikan smash yang dilakukan oleh pemain yang melakukan smash atau retum smash. Pertama-tama yag dilakukan oleh pemain pemberi umpan melambungkan tinggi shuttle cock kebelakang yang jatuhnya berada diatas garis back boundary bagian dalam kemudian pemain yang diberi umpan melakukan pukulan smash penuh kearah pemberi umpan. Selanjutnya pemberi umpan berusaha mengembalikan smash tersebut dengan melambungkan kembali shutte cock sebagai umpan untuk dismash lagi, hal ini dilakukan terus menerus sampai 10 kali dan bergantian. Perlu diingat pukulan smash penuh yang dilakukan tidak terlalu keras, pelaksanaan sama dengan cara 1. Selain itu cara ini sebetulnya dilakukan bila pemain sudah menguasai secara baik pukulan smash dan pengembalian smash sehingga pelaksanaannya dapat dialkukan secara harmonis dan mulus. Cara pelaksanaan pengajaran ini dapat dilakukan dengan menggunakan separo lapangan sehingga satu lapangan berisi 4 orang pemain yang posisinya berdampingan.
b. Smash Dipotong
Yang dimaksud dengan smash dipotong adalah melakukan pukulan smash pada saat impact atau perkenaan antara ayunan raket dan penerbangan shuttle cock dilakukan secara dipotong atau diiris, sehingga kecepatan jalannya shuttle cock agak kurang cepat. Tetapi daya luncurnya shuttle cock tajam dan dapat lebih terarah. Pada umumnya smash potong dilakukan secara menyilang baik ke arah sasaran bidang lawan sebelah kanan maupun sebelah kiri. Tetapi tidak dapat ditinggalkan begitu saja, melakukan pukulan smash potong dengan arah yang lurus perlu diperhatikan adalah posisi pemain yang melakukan pukulan tersebut harus dirubah, dari posisi menghadap ke depan pada saat akan melakukan pukulan diubah sikapnya untuk menghadap ke samping kanan atau menyerang ke kanan, sehingga untuk melakukan pukulan secara dipotong lebih mudah dan menguntungkan. Perlu diingat pula melakukan pukulan smash dari belakang lapangan maka pukulan smash potong ini lebih berdaya guna dan berhasil guna dari melakukan pukulan smash penuh. Hal ini disebabkan karena daya luncuran shuttle cock lebih tajam dan curam sehingga untuk mengembalikan pukulan tersebut membutuhkan kecepatan gerak yang dilakukan oleh pemain lawan dengan pengambilan shuttle cock yang meluncur tajam. Cara pengajaran pukulan smash potong dapat dilakukan dengan cara diberi umpan dengan drill dan secara bergantian. Untuk cara drilling seperti apa yang dilakukan pada smash penuh sedang bila bergantian berarti satu lapangan dapat dilakukan 4 orang pemain yang posisinya secara menyilang atau diagonal. Pemain yang posisinya di sebelah kanan berpasangan dengan pemain sebelah kiri diseberang lapangan sedang pemain sebelah kiri berpasangan dengan pemain posisinya sebelah kanan diseberang lapangan. Kemudian ditentukan siapa sebagai pengumpan dan pemain yang mana sebagai pemukul smash potong. Hal ini dilakukan secara bergantan sebanyak 25 kali melakukan smash. Dari pukulan smash potong ini dikembalikan dengan melambungkan shuttle cock ke arah pemain yang melakukan smash dan ini dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus tanpa mati bila permainan itu mati maka dimulai dengan service kembali seperti awal permainan.
3) Smash Melingkar atau Around The Head Smash
Yang dimaksud dengan smash melingkar adalah melakukan gerakan dengan mengayunkan tangan yang memegang raket, kemudian dilingkarkan melewati atas kepala, dilanjutkan menggerakkan pergelangan tangan dengan cara mencambukkan raket, sehingga melentingkan shuttle cock mengarah ke seberang lapangan pihak lawan. Pengambilan shuttle cock dilakukan pada saat berada di sebelah kiri badan atau pada posisi backhand yang sudah meluncur turun sehingga shuttle cock meluncur didepan pundak/bahu atau bahkan kesebelah kiri lagi, dengan cara mencondongkan tubuh kekiri sambil memutar tangan yang memegang raket melalui atas kepala untuk memukul shuttle cock yang terbang disebelah kiri. Pukulan yang dilakukan dengan menghujamkan shuttle cock secara keras dan curam dengan arah lurus atau silang kearah bidang sasaran lapangan pihak lawan. Faedah pukulan smash melingkar ini menghasilkan pukulan yang sukar diterka arahnya, sehingga sering membingungkan pihak lawan.
Perlu diingat bahwa pukulan smash melingkar ini dibutuhkan kelentukan dan koordinasi gerakan badan pemain serta sangat membutuhkan keterampilan gerak pergelangan tangan, waktu mengantisipasi ketepatan pukulan dan menjaga keseimbangan dalam meraih pengambilan shuttle cock dan terakhir gerakan lanjutan untuk menjaga agar tetap berdiri tegak dan tidak goyah untuk menerima pengembalian dari lawan. Pengajaran untuk melakukan pukulan ini, dilaksanakan dengan menggunakan satu lapangan penuh. Sajiannya dapat dilakukan dengan cara diberi umpan bola yang banyak secara satu persatu yang diarahkan dengan servie mengarah ke posisi backhand dari pemain yang melakukan smash. Selain itu juga dapat dilakukan secara langsung seperti bermain dengan dasar pemain yang telah melakukan smash harus kembali ketempat semula yaitu posisi terbaik dala permainan di tengah-tengah lapangan. Sedang pengumpan memberikan shuttle cock secara dilambungkan kebelakang kearah sebelah kiri dari pemain yang melakukan smash dan ini dilakukan secara terus-menerus dan terkontrol. Jadi pengajaran ini dapat dilakukan bila para pemain sudah menguasai teknik pukulan sebaiknya menggunakan cara yang pertama yaitu dengan pola yang banyak.
d. Smash Cambukan atau Flick smash
Yang dimaksud smash cambukan adalah melakukan pukulan smash dengan cara mengaktifkan pergelangan tangan untuk melakukan cambukan secara ditekan kebawah. Gerakan melakukan smash ini diawali dengan meluruskan lengan keatas, pada saat impact ayunan lengan yang lurus sebagai gerak awal tetapi pada saat memukul, peranan yang utama bukan dari ayunan lengan atau tangan tetapi gerakan pergelangan tangan untuk dicambukkan secara dalam sehingga pergelangan tangan yang betul-betul aktif untuk menghujamkan shuttle cock ke bawah. Kelajuan penerbangan shuttle cock dari hasil pukulan ini tidak cepat tetapi kecuraman penerbangan shuttle cock ini yang diharapkan karena lebih curam dan dalam pukulan smash cambukan ini lebih berdaya guna dan berhasil guna bila dilakukan dengan cara meloncat yaitu melakukan smash cambukan dengan loncatan. Arah sasara juga lebih berhasil guna bila dilakukan secara menyilang. Untuk cara pengajarannya sama dengan yang terdahulu dapat dilakukan secara drill atau secara langsung diberi umapan.
e. Backhand Smash
Yang dimaksud dengan backhand smash yaitu melakukan pukulan smash yang dilakukan dengan menggunakan daun raket bagian belakang sebagai alat pemukul. Sedang biasanya yang dilakukan untuk memukul adalah daun raket bagian depan yang disebut pukulan forehand. Pada saat memukul smash dengan cara backhand ini posisi badan membelakang net. Pukulan smash backhand yang dilakukan terutama mengutamakan gerakan cambukan pergelangan tangan yang diarahkan atau digerakan menukik ke belakang. Jadi pukulan yang dilakukan dengan cara backhand ini dibutuhkan pergelangan tangan yang lentuk dan kuat sehingga pukulan yang dihasilkan dapat secara keras. Cara pengajaran untuk melakukan pukulan backhand smash ini dapat dilakukan secara drilling atau diberi umpan tanpa berhenti seperti pola permainan, hal ini sama dengan pengajaran yang terdahulu (Tohar, 1992: 56).
B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Penjas adalah salah satu yang wajib diikuti siswa di sekolah. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan, gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olah raga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Bulutangkis merupakan materi yang dapat diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Salah satu teknik dasar olahraga bukutangkis yang banyak perlu dikuasai dalam permainan bulutangkis adalah smash. Guru dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik minat,
mendorong siswa aktif, dan mempermudah siswa menguasai materi sulit melalui pembelajaran, termasuk materi pembelajaran bulutangkis untuk teknik dasar smash. Berdasarkan asumsi ini, maka dirumuskan kerangka berpikir : Diduga melalui modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis.

2. Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ”Jika modifikasi net yang direndahkan digunakan dalam pembelajaran, maka kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam permbelajaran bulutangkis meningkat.”


















BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan model penelitian yang dikembangkan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008: 3).





Gambar 1
Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 2005: 6)
B. Setting Penelitian
Setting penelitian ini dilaksanakan di SDN Pembantanan 2 siswa kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010. Siswa kelas V SDN Pembantanan berjumlah 16 orang, dengan rincian laki-laki 7 orang dan perempuan 9 orang.
C. Faktor yang Diteliti
a. Faktor siswa
Aktivitas siswa kelas V SDN Pembantanan 2 dalam mengikuti mata pelajaran olahraga dengan materi smash dalam permainan bulutangkis.
b. Faktor Guru
Aktivitas guru SDN Pembantanan 2 dalam melaksanakan pembelajaran olahraga materi smash dalam permainan bulutangkis menggunakan net yang direndahkan.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa kelas V SDN Pembantanan 2 mata pelajaran olahraga materi smash dalam pembelajaran bulutangkis.
D. Skenario Tindakan
Skenario tindakan dilakukan mengikuti langkah-langkah mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut.
1. Planning (Perencanaan)
a. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b. mempersiapkan media/alat peraga
c. membuat Lembar Kerja Siswa
d. mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa
e. mempersiapkan lembar observasi aktivitas Guru
f. menyiapkan tes praktik.
2. Action (Tindakan)
Realisasi pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan kegiatan pokok dalam siklus penelitian tindakan kelas. Tindakan yang diberikan adalah menggunakan net yang direndahkan dalam permainan bulutangkis. Siklus I Pertemuan I disampaikan materi smash dalam permainan bulutangkis. Pertemuan II memberikan latihan/praktik smash dalam permainan bulutangkis. Siklus II pertemuan dilakukan bila siklus I perlu perbaikan.
Skenario Pembelajaran Siklus I :
Kegiatan Awal:
a) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
b) Guru memotivasi siswa
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d) Guru memberikan pemanasan
Kegiatan Inti:
a) Guru menyampaikan materi cara memegang raket, memantulkan bola dengan raket, gerakan dasar lop, gerakan dasar smash, memukup bola berpasangan dalam permainan bulutangkis
b) Guru memberikan contoh/model memegang raket dan siswa mengikuti. Guru.
c) Guru memberikan contoh/model memantulkan bola dengan raket dan siswa mengikuti
d) Guru memberikan contoh/model gerakan dasar lop dan smash
e) Guru membimbing dan melatih siswa melakukan gerakan memukul bola berpasangan
Kegiatan Akhir:
a) Guru membimbing siswa melakukan refleksi
b) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
Skenario Pembelajaran Siklus II:
Kegiatan Awal:
a) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
b) memotivasi siswa
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d) Guru memberikan pemanasan
Kegiatan Inti:
a) Guru menyampaikan materi cara memegang raket, memantulkan bola dengan raket, gerakan dasar lop, gerakan dasar smash, memukup bola berpasangan dalam permainan bulutangkis
b) Guru memberikan contoh/model memegang raket dan siswa mengikuti. Guru.
c) Guru memberikan contoh/model memantulkan bola dengan raket dan siswa mengikuti
d) Guru memberikan contoh/model gerakan dasar lop dan smash
e) Guru membimbing dan melatih siswa melakukan gerakan memukul bola berpasangan
Kegiatan Akhir:
a) Guru membimbing siswa melakukan refleksi
b) Guru membimbing siswa menympulkan materi pelajaran
c. Observation (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran olahraga dengan materi smash dalam pembelajaran bulutangkis menggunakan net yang direndahkan siswa kelas V SDN Pembantanan 2.
d. Reflection
Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan denan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya tujuan PTK. Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapain berbagai tujuan sementara lainnya. Rumusan kegiatan refleksi dapat dikemukakan sebagai berikut:
Analisis Pemaknaan Penjelasan Penyusunan
Kesimpulan Identifikasi tindak lanjut.
Refleksi dilakukan melalui kegiatan analisis, sentesis, penafsiran, penjelasan, dan penyimpulan. Refleksi dilakukan untuk merevisi perencanaan (planning) yang telah dilaksanakan pada fase tindakan (action) dan observasi (observation) dalam kelas. Sebelum revisi, dilakukan analisis, penafsiran, dan penyimpulan hasil penelitian. Revisi planning dilaksanakan pada siklus selanjutnya apa bila diperlukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Data penelitian ini diperoleh dari guru kelas V SDN Pembantanan 2 yang mengajar olahraga. Data juga diperoleh dari siswa terutama data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta hasil belajar siswa.
b. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data yang berhubungan dengan aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran serta data tentang kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis
c. Cara Pengambilan Data
Data penelitian dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa cara. Yaitu:
1) Observasi
2) Tes
Observasi dilakukan untuk merekam data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis dengan pensekoran sebaai berikut.

Daerah sasaran smash






Net

Gambar 2
Lapangan untuk Tes Smash

Keterangan:
1. Jika bola jatuh pada daerah 5, diberikan skor 5
2. Jika bola jatuh pada daerah 4, diberikan skor 4
3. Jika bola jatuh pada daerah 3, diberikan skor 3
4. Jika bola jatuh pada daerah 2, diberikan skor 2
5. Jika bola jatuh pada daerah 1, diberikan skor 1

Hasil tes dihitung dengan langkah sebagai berikut.
a. Teknik Penilaian
Teknik ini diawali dengan penskoran terhadap jumlah jawaban penskoran. Skor dianalisis untuk mengetahui kemampuan siswa melakukan smash (Usman dan Setiawati, 2000: 97):

Skor Perolehan
N = X 100
Skor Maksimal

b. Teknik Persentase
Teknik ini digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar kelompok dengnan menggunakan rumus Usman dan Setiawati (2000: 97):
Jumlah Siswa Tuntas Secara Perorangan
Persentase = X 100%
Jumlah Siswa Keseluruhan
F. Teknik Analisis Data
Analisis Hasil Tes siswa kelas V SDN Pembantanan 2 materi smash dalam permainan bulutangkis dilakukan dengan menggunakan model alur Milles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan ( Aqib, 2009: 106)
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan melakukan smash dalam permainan bulutangkis mencapai 65 tuntas secara individual dan 90% tuntas secara klasikal. Indikator ini ditetapkan berdasarkan kondisi dan tingkat perkembangan siswa di SDN Pembantanan 2.








BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sunagai Tabuk kabupaten Banjar. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2010. Siklus II dilaksanakan 18 Februari 2010. Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan penyelesaian administrasi surat izin dan rekomendasi penelitian yang disiapkan sebelum penelitian meliputi:
1. Surat izin dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banjarmasin
2. Surat izin atau rekomendasi pelaksanaan penelitian dari Dinas Pendidikan atau lembaga yang berwenang.
3. Surat penunjukkan observer oleh kepala sekolah di SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk.
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2) mempersiapkan media/alat peraga
3) membuat Lembar Kerja Siswa
4) mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa
5) mempersiapkan lembar observasi aktivitas Guru
6) menyiapkan tes praktik.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2010 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan I dilaksanakan mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal: 15 menit
(1) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
(2) memotivasi siswa
(3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
(4) Guru membimbing siswa melakukan pemanasan
b) Kegiatan Inti: 85 menit
(a) Guru menyampaikan materi cara memegang raket, memantulkan bola dengan raket, gerakan dasar lop, gerakan dasar smash, memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis
(b) Guru memberikan contoh/model memegang raket dan siswa mengikuti. Guru.
(c) Guru memberikan contoh/model memantulkan bola dengan raket dan siswa mengikuti
(d) Guru memberikan contoh/model gerakan dasar lop dan smash
(e) Guru membimbing dan melatih siswa melakukan gerakan memukul bola berpasangan
c) Kegiatan Akhir: 5 menit
(1) Guru membimbing siswa melakukan refleksi
(2) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran
c. Observasi
1) Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis di kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk, dengan menggunakan net yang dimodifikasi (net yang direndahkan) dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Melakukan gerakan pemanasan √
2 Memperhatikan guru memberikan bimbingan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis √
3 Memperhatikan model/contoh melakukan gerak dasar smash permainan bulutangkis √
4 Melakukan gerak dasar smash permainan bulu tangkis sesuai model/contoh dari guru √
5 Membuat kesimpulan materi pelajaran √
Jumlah 15
Rata-rata 75

Kriteria Penilaian:
Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : di bawah 60 (Aqib dkk, 2008: 90)
Berdasarkan Tabel 1 hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I aspek melakukan gerakan pemanasan memperoleh skor 4, aspek memperhatikan guru menjelaskan atau memberikan bimbinan gerak dasar dalam permainan bulu tangkis memperoleh skor 3, aspek memperhatikan model atau contoh melakukan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis memperoleh skor 3, aspek melakukan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis memperoleh skor 3, sedangkan aspek membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran memperoleh skor 2. Nilai aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan I ini mencapai 75 (Baik).
2) Observasi Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan menggunakan net yang domidifikasi atau direndahkan dalam permaina bulutangis kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai tabuk dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
No. Aspek yang dinilai Terlaksana Tidak
1 Guru memberikan Apersepsi √
2 Guru memberikan motivasi √
3 Guru membimbing siswa melakukan pemanasan √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Guru memberikan bimbingan cara memegang reket dalam permainan bulutangkis √
6 Guru membeikan model/contoh melakukan gerak dasar memantulkan bola dengan raket permainan bulutangkis √
7 Guru memberikan contoh/model melakukan lop permainan bulu tangkis √
8 Guru membimbing siswa praktik memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis √
9 Guru memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan bulutangkis √
10 Guru memberikan penguatan/penghargan √
11 Guru menggunakan alokasi waktu sesuai rencana √
12 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan √
13 Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 11
Rata-rata 84.6

Kriteria Penilaian:
Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : di bawah 60 (Aqib dkk, 2008: 90)
Berdasarkan Tabel 2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I aspek memberikan apersepsi terlaksana, aspek memberikan motivasi kepada siswa terlaksana, sedangkan spek menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa terlaksana tidak terlaksana. Aspek memberikan bimbingan gerakan pemanasan terlaksana.
Aspek memberikan bimbingan cara memegang reket dalam permainan bulutangkis terlaksana. Aspek membeikan model/contoh melakukan gerak dasar memantulkan bola dengan raket permainan bulutangkis terlaksana. Aspek memberikan contoh/model melakukan lop permainan bulutangkis terlaksana. Aspek membimbing siswa praktik memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis terlaksana. Aspek memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan bulutangkis terlaksana. Aspek memberikan penguatan/penghargan terlaksana. Aspek menggunakan alokasi waktu sesuai rencana tidak terlaksana. Aspek membimbing siswa membuat kesimpulan terlaksana. Aspek memberikan evaluasi terlaksana. Nilai pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan I mencapai 84,6 (Baik).



3) Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa
Penilaian proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan bulutangkis diketahui sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Penilaian Proses Siklus I
No Nama Sportivitas Kerja sama Keaktifan Jumlah Rata-rata
1 Muji v v v 3 100
2 Arbain v v v 3 100
3 Supian v v v 3 100
4 Ida v v v 3 100
5 Khairudin v v v 3 100
6 Mutmainah v v x 2 67
7 Nasrullah v v v 3 100
8 Nahrul H. v v v 3 100
9 Nurifansyah v v v 3 100
10 Nurhasifa v x v 2 67
11 Sarbaini v x v 2 67
12 Sarmila v v x 2 67
13 Fahruraji v v v 3 100
14 St. Aminah v v x 2 67
15 Anisah v v v 3 100
16 Rahmadi v v v 3 100
Jumlah 16 14 13 43
Rata-rata 100 88 81 90

Kriteria Penilaian:
Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : di bawah 60 (Aqib dkk, 2008: 90)
Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa hasil penilaian proses pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk siklus I pertemuan I aspek sportivitas memperoleh skor 100. Aspek kerjasama memperoleh skor 88, dan aspek keaktifan memperoleh skor 81. Siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 11 orang. Siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 5 orang. Nilai rata-rata penilaian proses keseluruhan mencapai 90 (Baik sekali).
Tabel 4 Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam
Permainan Bulutangkis Siklus I
No
Nama Nilai Ketuntasan
1 Muji 86 Tuntas
2 Arbain 66 Tuntas
3 Supian 90 Tuntas
4 Ida 78 Tuntas
5 Khairudin 90 Tuntas
6 Mutmainah 64 Tidak
7 Nasrullah 82 Tuntas
8 Nahrul H. 86 Tuntas
9 Nurifansyah 66 Tuntas
10 Nurhasifa 56 Tidak
11 Sarbaini 66 Tuntas
12 Sarmila 62 Tidak
13 Pahruraji 88 Tuntas
14 St. Aminah 60 Tidak
15 Anisah 80 Tuntas
16 Rahmadi 92 Tuntas
Jumlah 12
Ketuntasan Individu 76 Tuntas
Ketuntasan Klasikal 75% Tidak

Kriteria Ketuntasan Minimal secara individu > 65
Kriteria Ketuntasan Minimal secara klasikal > 90%
Berdasarkan Tabel 4 kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus I pertemuan I ketuntasan individu mencapai 76 dan ketuntasan klasikal mencapai 75%. Siswa mendapat nilai 56 berjumlah 1 orang. Siswa mendapat nilai 60 berjumlah 1 orang. Siswa mendapat nilai 62 berjumlah 1 orang. Siswa mendapat nilai 64 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 66 berjumlah 3 orang. Siswa memperoleh nilai 78 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 80 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 82 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 86 berjumlah 2 orang. Siswa memperoleh nilai 88 berjumlah 1 orang. Siswa mendapat nilai 90 berjumlah 2 orang. Siswa mendapat nilai 92 berjumlah 1 orang.

Grafik 1 Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan Bulutangkis Siklus I
d. Refleksi
Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah mencapai nilai 75 (Baik). Namun aspek membuat kesimpulan materi pelajaran masih perlu ditingkatkan. Begitu pula aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. nilai rata-rata mencapai 84,6 (Baik). Aspek menyampaikan tujuan pembelajaran dan menggunakan alokasi waktu belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. dengan demikian, perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II untuk memperbaiki aktivitas siswa, guru, dan hasil belajar yang telah diperoleh pada siklus I.
Penilaian proses pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk siklus I pertemuan I aspek sportivitas memperoleh skor 100. Aspek kerjasama memperoleh skor 88, dan aspek keaktifan memperoleh skor 81. Siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 11 orang. Siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 5 orang. Nilai rata-rata penilaian proses keseluruhan mencapai 90 (Baik sekali).
Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus I pertemuan I ketuntasan individu mencapai 76. Nilai ini memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal secara individu karena lebih besar dari 65 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75%. Nilai ini belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) mata Pelajaran Penjaskes kelas V SDN Pembantanaan 2 kecamatan Sungai Tabuk karena kurang dari 90%.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2) mempersiapkan media/alat peraga
3) membuat Lembar Kerja Siswa
4) mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa
5) mempersiapkan lembar observasi aktivitas Guru
6) menyiapkan tes praktik.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2010 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan II dilaksanakan mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal: 15 menit
(1) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
(2) memotivasi siswa
(3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
(4) Guru membimbing siswa melakukan pemanasan
b) Kegiatan Inti: 85 menit
(1) Guru menyampaikan materi cara memegang raket, memantulkan bola dengan raket, gerakan dasar lop, gerakan dasar smash, memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis
(2) Guru memberikan contoh/model memegang raket dan siswa mengikuti. Guru.
(3) Guru memberikan contoh/model memantulkan bola dengan raket dan siswa mengikuti
(4) Guru memberikan contoh/model gerakan dasar lop dan smash
(5) Guru membimbing dan melatih siswa melakukan gerakan memukul bola berpasangan
c) Kegiatan Akhir: 5 menit
(1) Guru membimbing siswa melakukan refleksi
(2) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran
c. Observasi
1) Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis di kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk, dengan menggunakan net yang dimodifikasi (net yang direndahkan) dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Melakukan gerakan pemanasan √
2 Memperhatikan guru memberikan bimbingan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis √
3 Memperhatikan model/contoh melakukan gerak dasar smash permainan bulutangkis √
4 Melakukan gerak dasar smash permainan bulu tangkis sesuai model/contoh dari guru √
5 Membuat kesimpulan materi pelajaran √
Jumlah 19
Rata-rata 95
Kriteria Penilaian:
Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : di bawah 60 (Aqib dkk, 2008: 90)
Berdasarkan Tabel 5 hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I aspek melakukan gerakan pemanasan memperoleh skor 4, aspek memperhatikan guru menjelaskan atau memberikan bimbinan gerak dasar dalam permainan bulu tangkis memperoleh skor 4, aspek memperhatikan model atau contoh melakukan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis memperoleh skor 4, aspek melakukan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis memperoleh skor 4, sedangkan aspek membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran memperoleh skor 3. Nilai aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan II ini mencapai 95 (Baik sekali).
4) Observasi Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan menggunakan net yang domidifikasi atau direndahkan dalam permaina bulutangis kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai tabuk dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
No. Aspek yang dinilai Terlaksana Tidak
1 Guru memberikan Apersepsi √
2 Guru memberikan motivasi √
3 Guru membimbing siswa melakukan pemanasan √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Guru memberikan bimbingan cara memegang reket dalam permainan bulutangkis √
6 Guru membeikan model/contoh melakukan gerak dasar memantulkan bola dengan raket permainan bulutangkis √
7 Guru memberikan contoh/model melakukan lop permainan bulu tangkis √
8 Guru membimbing siswa praktik memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis √
9 Guru memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan bulutangkis √
10 Guru memberikan penguatan/penghargan √
11 Guru menggunakan alokasi waktu sesuai rencana √
12 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan √
13 Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 13
Rata-rata 100

Kriteria Penilaian:
Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : di bawah 60 (Aqib dkk, 2008: 90)
Berdasarkan Tabel 6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I aspek memberikan apersepsi terlaksana, aspek memberikan motivasi kepada siswa terlaksana, aspek menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa terlaksana terlaksana. Aspek memberikan bimbingan gerakan pemanasan terlaksana.
Aspek memberikan bimbingan cara memegang reket dalam permainan bulutangkis terlaksana. Aspek membeikan model/contoh melakukan gerak dasar memantulkan bola dengan raket permainan bulutangkis terlaksana. Aspek memberikan contoh/model melakukan lop permainann bulutangkis terlaksana. Aspek membimbing siswa praktik memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis terlaksana. Aspek memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan bulutangkis terlaksana. Aspek memberikan penguatan/penghargan terlaksana. Aspek menggunakan alokasi waktu sesuai rencana terlaksana. Aspek membimbing siswa membuat kesimpulan terlaksana. Aspek memberikan evaluasi terlaksana. Nilai pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan II mencapai 100 (Baik sekali).
5) Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa
Penilaian proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan bulutangkis diketahui sebagai berikut.


Tabel 7 Hasil Penilaian Proses Siklus II
No Nama Sportivitas Kerja sama Keaktifan Jumlah Rata-rata
1 Muji v v v 3 100
2 Arbain v v v 3 100
3 Supian v v v 3 100
4 Ida v v v 3 100
5 Khairudin v v v 3 100
6 Mutmainah v v x 3 100
7 Nasrullah v v v 3 100
8 Nahrul H. v v v 3 100
9 Nurifansyah v v v 3 100
10 Nurhasifa v v v 3 100
11 Sarbaini v v v 3 100
12 Sarmila v v v 3 100
13 Fahruraji v v v 3 100
14 St. Aminah v v v 3 100
15 Anisah v v v 3 100
16 Rahmadi v v v 3 100
Jumlah 48
Rata-rata 100

Kriteria Penilaian:
Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : di bawah 60 (Aqib dkk, 2008: 90)
Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui bahwa hasil penilaian proses pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk siklus II pertemuan II aspek sportivitas memperoleh skor 100. Aspek kerjasama memperoleh skor 100, dan aspek keaktifan memperoleh skor 100. Siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 16 orang. Nilai rata-rata penilaian proses keseluruhan mencapai 100 (Baik sekali).
Tabel 8 Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam
Permainan Bulutangkis Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Muji 88 Tuntas
2 Arbain 72 Tuntas
3 Supian 92 Tuntas
4 Ida 80 Tuntas
5 Khairudin 92 Tuntas
6 Mutmainah 72 Tuntas
7 Nasrullah 86 Tuntas
8 Nahrul H. 86 Tuntas
9 Nurifansyah 66 Tuntas
10 Nurhasifa 68 Tuntas
11 Sarbaini 66 Tuntas
12 Sarmila 68 Tuntas
13 Pahruraji 90 Tuntas
14 St. Aminah 70 Tuntas
15 Anisah 82 Tuntas
16 Rahmadi 96 Tuntas
Jumlah 16
Ketuntasan Ind. 80 Tuntas
Ketuntasan Kls 100 Tuntas

Kriteria Ketuntasan Minimal secara individu > 65
Kriteria Ketuntasan Minimal secara klasikal > 90%
Berdasarkan Tabel 8 kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus II pertemuan II ketuntasan individu mencapai 80 dan ketuntasan klasikal mencapai 100%. Siswa memperoleh nilai 66 berjumlah 2 orang. Siswa yang memperoleh nilai 68 berjumlah 4 orang. Siswa memperoleh nilai 70 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 72 berjumlah 2 orang. Siswa yang memperoleh nilai 80 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 82 berjumlah 1 orang. Siswa yang memperoleh nilai 86 berjumlah 2 orang. Siswa mempeorleh nilai 88 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 92 berjumlah 1 orang. Siswa memperoleh nilai 96 berjumlah 1 orang.

Grafik 2 Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam
Permainan Bulutangkis Siklus II
b. Refleksi
Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah mencapai nilai 95 (Baik sekali). Aspek membuat kesimpulan materi pelajaran masih perlu dapat ditingkatkan. Begitu pula aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran nilai rata-rata mencapai 100 (Baik sekali). Aspek menyampaikan tujuan pembelajaran dan menggunakan alokasi waktu terlaksana. dengan demikian, tidak perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus III untuk memperbaiki aktivitas siswa, guru, dan hasil belajar yang telah diperoleh pada siklus II.
Penilaian proses pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk siklus II pertemuan II aspek sportivitas memperoleh skor 100. Aspek kerjasama memperoleh skor 100, dan aspek keaktifan memperoleh skor 100. Siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 16 orang. Nilai rata-rata penilaian proses keseluruhan mencapai 100 (Baik sekali).
Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus II pertemuan II ketuntasan individu mencapai 80. Nilai ini memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal secara individu karena lebih besar dari 65 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 100%. Nilai ini memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) mata Pelajaran Penjaskes kelas V SDN Pembantanaan 2 kecamatan Sungai Tabuk karena lebih dari 90%.
C. Pembahasan
Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I mencapai nilai 75 (Baik). Pada siklus I ini aspek membuat kesimpulan materi pelajaran masih perlu ditingkatkan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II sudah mencapai nilai 95 (Baik sekali). Aspek membuat kesimpulan materi pelajaran masih perlajaran sudah meningkat. Aktivitas siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk pada mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siklus II meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus I. Peningkatan ini lebih jelas dilihat pada grafik berikut ini.


Grafik 3 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Begitu pula aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan. Nilai rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran mencapai 84,6 (Baik Aspek menyampaikan tujuan pembelajaran dan menggunakan alokasi waktu belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus II aspek menyampaikan tujuan pembelajaran dan menggunakan alokasi waktu terlaksana. dengan demikian, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mata pelajaran Penajskes di kelas V SDN Pembantanaan 2 kecamatan Sungai Tabuk dengan menggunakan net yang domodifikasi atau direndahkan meningkat. Peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran ini diperjelas dengan menyajikan grafik sebagai berikut.

Grafik 4 Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I dan II
Penilaian proses pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk siklus I pertemuan I aspek sportivitas memperoleh skor 100. Aspek kerjasama memperoleh skor 88, dan aspek keaktifan memperoleh skor 81. Siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 11 orang. Siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 5 orang. Nilai rata-rata penilaian proses keseluruhan mencapai 90 (Baik sekali). Penilaian proses pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi gerak dasar smash permainan bulutangkis siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk siklus II pertemuan II aspek sportivitas memperoleh skor 100. Aspek kerjasama memperoleh skor 100, dan aspek keaktifan memperoleh skor 100. Siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 16 orang. Nilai rata-rata penilaian proses keseluruhan mencapai 100 (Baik sekali). Peningkatan nilai proses dalam pembelajaran ini disajikan melalui grafik 5 sebagai berikut.

Grafik 5 Peningkatan Nilai Proses dalam Pembelajaran Siklus I dan II
Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus I pertemuan I ketuntasan individu mencapai 76. Nilai ini memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal secara individu karena lebih besar dari 65. Ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75%. Nilai ini belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) mata Pelajaran Penjaskes kelas V SDN Pembantanaan 2 kecamatan Sungai Tabuk karena kurang dari 90%.
Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus II pertemuan II ketuntasan individu mencapai 80. Nilai ini memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal secara individu karena lebih besar dari 65 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 100%. Nilai ketuntasan klasikal 100% sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) mata Pelajaran Penjaskes kelas V SDN Pembantanaan 2 kecamatan Sungai Tabuk karena lebih dari 90%. Dengan demikian kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus II juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Grafik 6 Peningkatan Kemampuan Siswa Melakukan Smash dalam Permainan Bulutangkis Siklus I dan II





BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Aktivitas siswa kelas V SDN Pembantanan 2 kecamatan Sungai Tabuk dalam pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis meningkat. Siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa mencapai 75 dan siklus II mencapai 95.
2. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mata pelajaran Penjaskes dengan materi smash dalam permainan bulutangkis meningkat. Siklus I nilai rata-rata aktivitas guru mencapai 84,6 dan siklus II mencapai 100.
3. Modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pembantanan 2 melakukan smash dalam pembelajaran bulutangkis. Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis siklus I secara individu mencapai 76 dan secara klasikal mencapai 75%. Kemampuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis secara individu mencapai 80 dan secara klasikal mencapai 100%.



B. Saran
Denagan temuan ini maka disarankan kepada rekan-rekan guru mata pelajaran Penjaskes di sekolah dasar menggunakan net yang dimodifikasi atau direndahkan untuk mengajarkan materi smash dala permainan bulutangkis. Modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan aktivitas siswa maupun guru dalam pembelajaran. modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan kemapuan siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis.















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.

Depdinas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Materi Ilmu Pengetahuan Alam –Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi SD-MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Perdana Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Moh Uzer dan Setiawati, Lilis. 2000. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja RosdaKarya.










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
Kelas / Semester : V/2
Pertemuan Ke :
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (105 Menit)

STANDAR KOMPETENSI
6. Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olah raga dengan peraturan yang domodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

KOMPETENSI DASAR
6.1 Mempraktikan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil,
serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran

INDIKATOR
1. Mempraktikan teknik dasar smash dalam permainan bulutangkis.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat memegang raket dengan benar
2. Siswa dapat melakukan gerakan memantulkan bola dengan raket.
3. Siswa dapat melakukan gerakan dasar lop
4. Siswa dapat memukul bola berpasangan.
5. Siswa dapat melakukan gerakan dasar smash
II. MATERI PEMBELAJARAN
Gerak dasar samsh dalam permainan bulutangkis
1. cara memegang raket
2. cara memantulkan bola dengan raket
3. gerakan dasar lop
4. gerakan dasar smash
5. memukul bola berpasangan

III. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Pemodelan

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal: 15 menit
a. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
b. memotivasi siswa
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d. Guru membimbing siswa melakukan pemanasan
Kegiatan Inti: 85 menit
c. Guru menyampaikan materi cara memegang raket, memantulkan bola dengan raket, gerakan dasar lop, gerakan dasar smash, memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis
d. Guru memberikan contoh/model memegang raket dan siswa mengikuti. Guru.
e. Guru memberikan contoh/model memantulkan bola dengan raket dan siswa mengikuti
f. Guru memberikan contoh/model gerakan dasar lop dan smash
g. Guru membimbing dan melatih siswa melakukan gerakan memukul bola berpasangan
Kegiatan Akhir: 5 menit
(1) Guru membimbing siswa melakukan refleksi
(2) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran

V. MEDIA DAN SUMBER BAHAN
A. Media
1. Raket permainan bulutangkis
2. Net permainan bulutangkis
3. Bola bulu tangkis
4. Lapangan bulutangkis

B. Sumber Bahan
a. Buku Paket Penjaskes Kelas V SD berorientasi pada Kurikulum KTSP
b. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN
1. Penilaian proses
Berilah tanda centang (v) jika terlaksana dan (x) bila tidak terlaksana pada kolom yang tersedia di bawah ini!
No. Aspek yang Diamati
Kejujuran Sportivitas Kerja sama Keaktifan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13.
14.
15.
16.

1. Penilaian Hasil:
a. Bentuk Tes: Praktik
b. Soal : Lakukan gerak dasar Samsh permainan bulutangkis dengan
benar sebanyak 10 kali!
c. Skor :

Daerah sasaran smash






Net

Lapangan untuk Tes Smash

Keterangan:
1. Jika bola jatuh pada daerah 5, diberikan skor 5
2. Jika bola jatuh pada daerah 4, diberikan skor 4
3. Jika bola jatuh pada daerah 3, diberikan skor 3
4. Jika bola jatuh pada daerah 2, diberikan skor 2
5. Jika bola jatuh pada daerah 1, diberikan skor 1


Mengetahui Pembantanan 2, Februari 2010
Kepala SDN Pembantanan 2 Mahasiswa



H. Mawardi Sodirin
NIP 130505452 NIM A1D107446

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 02

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
Kelas / Semester : V/2
Pertemuan Ke :
Alokasi Waktu : 3x 35 menit (105 Menit)

I. STANDAR KOMPETENSI
6. Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olah raga dengan peraturan yang domodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

KOMPETENSI DASAR
6.1 Mempraktikan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil,
serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran

INDIKATOR
2. Mempraktikan teknik dasar smash dalam permainan bulutangkis.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat memegang raket dengan benar
2. Siswa dapat melakukan gerakan memantulkan bola dengan raket.
3. Siswa dapat melakukan gerakan dasar lop
4. Siswa dapat memukul bola berpasangan.
5. Siswa dapat melakukan gerakan dasar smash
(5) MATERI PEMBELAJARAN
Gerak dasar samsh dalam permainan bulutangkis
1. cara memegang raket
2. cara memantulkan bola dengan raket
3. gerakan dasar lop
4. gerakan dasar smash
5. memukul bola berpasangan

(6) METODE PEMBELAJARAN
i. Ceramah
ii. Pemodelan

(7) LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal: 15 menit
a. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
b. memotivasi siswa
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d. Guru membimbing siswa melakukan pemanasan
2. Kegiatan Inti: 85 menit
a. Guru menyampaikan materi cara memegang raket, memantulkan bola dengan raket, gerakan dasar lop, gerakan dasar smash, memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis
b. Guru memberikan contoh/model memegang raket dan siswa mengikuti. Guru.
c. Guru memberikan contoh/model memantulkan bola dengan raket dan siswa mengikuti
d. Guru memberikan contoh/model gerakan dasar lop dan smash
e. Guru membimbing dan melatih siswa melakukan gerakan memukul bola berpasangan
3. Kegiatan Akhir: 5 menit
a. Guru membimbing siswa melakukan refleksi
b. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran

V. MEDIA DAN SUMBER BAHAN
i. Media
a. Raket permainan bulutangkis
b. Net permainan bulutangkis
c. Bola bulu tangkis
d. Lapangan bulutangkis
ii. Sumber Bahan
a. Buku Paket Penjaskes Kelas V SD berorientasi pada Kurikulum KTSP
b. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN
2. Penilaian proses
Berilah tanda centang (v) jika terlaksana dan (x) bila tidak terlaksana pada kolom yang tersedia di bawah ini!
No. Aspek yang Diamati
Kejujuran Sportivitas Kerja sama Keaktifan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13.
14.
15.
16.
3. Penilaian Hasil:
a. Bentuk Tes: Praktik
b. Soal : Lakukan gerak dasar Samsh permainan bulutangkis dengan
benar sebanyak 10 kali!
c. Skor :

Daerah sasaran smash






Net

Lapangan untuk Tes Smash

Keterangan:
1. Jika bola jatuh pada daerah 5, diberikan skor 5
2. Jika bola jatuh pada daerah 4, diberikan skor 4
3. Jika bola jatuh pada daerah 3, diberikan skor 3
4. Jika bola jatuh pada daerah 2, diberikan skor 2
5. Jika bola jatuh pada daerah 1, diberikan skor 1


Mengetahui Pembantanan 2, Februari 2010
Kepala SDN Pembantanan 2 Mahasiswa



H. Mawardi Sodirin
NIP 130505452 NIM A1D107446




LEMBAR OBSERVASI SISWA
==========================================================
Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan :
==========================================================

1. Perhatikan penjelasan guru tentang teknik dasar smash dalam permainan bulutangkis!
2. Praktikan gerakan dasar smash dalam permainan bulutangkis!
(3) Peganglah raket dengan benar seperti gambar berikut.
Gambar 1:


(4) Pantulkan bola dengan raket bulu tangkis seperti contoh pada gambar berikut.
Gambar 2:


(5) Lakukan lop dengan benar seperti pada gambar berikut.
Gambar 3:


(6) Lakukan smash dengan benar seperti gambar berikut.
Gambar 4:

(7) Lakukan gerakan memukul bola berpasangan seperti pada gambar berikut.
Gambar 5:











LEMBAR OBSERVASI SISWA
Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : I/I
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda centang (v) pada kolom yang tersedia di bawah ini!
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Melakukan gerakan pemanasan √
2 Memperhatikan guru memberikan bimbingan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis √
3 Memperhatikan model/contoh melakukan gerak dasar smash permainan bulutangkis √
4 Melakukan gerak dasar smash permainan bulu tangkis sesuai model/contoh dari guru √
5 Membuat kesimpulan materi pelajaran √
Jumlah 15
Rata-rata 75

Keterangan:
4. semua siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemasasan dan membuat kesimpulan
3. sebagian besar siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemanasandan membuat kesimpulan
2. separo siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemanasan dan membuat kesimpulan
1. sebagian kecil siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemasansan dan membuat kesimpulan


Pembantanan, Februari 2010
Observer,


H. Mawardi
NIP 130505452

LEMBAR OBSERVASI SISWA
Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : II/II
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda centang (v) pada kolom yang tersedia di bawah ini!
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Melakukan gerakan pemanasan √
2 Memperhatikan guru memberikan bimbingan gerak dasar smash dalam permainan bulutangkis √
3 Memperhatikan model/contoh melakukan gerak dasar smash permainan bulutangkis √
4 Melakukan gerak dasar smash permainan bulu tangkis sesuai model/contoh dari guru √
5 Membuat kesimpulan materi pelajaran √
Jumlah 19
Rata-rata 95


Keterangan:
4. semua siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemasasan dan membuat kesimpulan
3. sebagian besar siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemanasandan membuat kesimpulan
2. separo siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemanasan dan membuat kesimpulan
1. sebagian kecil siswa memperhatikan bimbingan guru, model yang dicontohkan guru, melakukan gerak dasar smash sesuai model, pemasansan dan membuat kesimpulan

Pembantanan, Februari 2010
Observer,


H. Mawardi
NIP 130505452
LEMBAR OBSERVASI GURU
Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : I/I
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda centang (v) pada kolom yang tersedia di bawah ini!
No. Aspek yang dinilai Terlaksana Tidak
1 Guru memberikan Apersepsi √
2 Guru memberikan motivasi √
3 Guru membimbing siswa melakukan pemanasan √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Guru memberikan bimbingan cara memegang reket dalam permainan bulutangkis √
6 Guru membeikan model/contoh melakukan gerak dasar memantulkan bola dengan raket permainan bulutangkis √
7 Guru memberikan contoh/model melakukan lop permainan bulu tangkis √
8 Guru membimbing siswa praktik memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis √
9 Guru memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan bulutangkis √
10 Guru memberikan penguatan/penghargan √
11 Guru menggunakan alokasi waktu sesuai rencana √
12 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan √
13 Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 11
Rata-rata 84.6

Keterangan: Pembantanan, Februari 2010
Rata-rata = F/N Observer
F = skor perolehan
N = skor maksimal
H. Mawardi
NIP 130505452




LEMBAR OBSERVASI GURU
Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : II/II
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda centang (v) pada kolom yang tersedia di bawah ini!

No. Aspek yang dinilai Terlaksana Tidak
1 Guru memberikan Apersepsi √
2 Guru memberikan motivasi √
3 Guru membimbing siswa melakukan pemanasan √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Guru memberikan bimbingan cara memegang reket dalam permainan bulutangkis √
6 Guru membeikan model/contoh melakukan gerak dasar memantulkan bola dengan raket permainan bulutangkis √
7 Guru memberikan contoh/model melakukan lop permainan bulu tangkis √
8 Guru membimbing siswa praktik memukul bola berpasangan dalam permainan bulutangkis √
9 Guru memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan bulutangkis √
10 Guru memberikan penguatan/penghargan √
11 Guru menggunakan alokasi waktu sesuai rencana √
12 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan √
13 Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 13
Rata-rata 100

Keterangan: Pembantanan, Februari 2010
Rata-rata = F/N Observer
F = skor perolehan
N = skor maksimal
H. Mawardi
NIP 130505452

PENILAIAN PROSES

Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : I/I
Petunjuk Pengisian: Petunjuk Pengisian : Berilah tanda centang (v) pada
kolom yang tersedia di bawah ini!
No Nama Sportivitas Kerja sama Keaktifan Jumlah Rata-rata
1 Muji v v v 3 100
2 Arbain v v v 3 100
3 Supian v v v 3 100
4 Ida v v v 3 100
5 Khairudin v v v 3 100
6 Mutmainah v v x 2 67
7 Nasrullah v v v 3 100
8 Nahrul H. v v v 3 100
9 Nurifansyah v v v 3 100
10 Nurhasifa v x v 2 67
11 Sarbaini v x v 2 67
12 Sarmila v v x 2 67
13 Fahruraji v v v 3 100
14 St. Aminah v v x 2 67
15 Anisah v v v 3 100
16 Rahmadi v v v 3 100
Jumlah 43
Rata-rata 90


Pembantanan, Februari 2010
Observer,


H. Mawardi
NIM 130505452



PENILAIAN PROSES

Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : I/I
Petunjuk Pengisian: Petunjuk Pengisian : Berilah tanda centang (v) pada
kolom yang tersedia di bawah ini!
No Nama Sportivitas Kerja sama Keaktifan Jumlah Rata-rata
1 Muji v v v 3 100
2 Arbain v v v 3 100
3 Supian v v v 3 100
4 Ida v v v 3 100
5 Khairudin v v v 3 100
6 Mutmainah v v x 2 67
7 Nasrullah v v v 3 100
8 Nahrul H. v v v 3 100
9 Nurifansyah v v v 3 100
10 Nurhasifa v x v 2 67
11 Sarbaini v x v 2 67
12 Sarmila v v x 2 67
13 Fahruraji v v v 3 100
14 St. Aminah v v x 2 67
15 Anisah v v v 3 100
16 Rahmadi v v v 3 100
Jumlah 43
Rata-rata 90


Pembantanan, Februari 2010
Observer,


H. Mawardi
NIM 130505452



PENILAIAN PROSES

Mata Pelajaran : Penjaskes
Kelas/Semester : V/II
Siklus/Pertemuan : II/II
Petunjuk Pengisian: Petunjuk Pengisian : Berilah tanda centang (v) pada
kolom yang tersedia di bawah ini!
No Nama Sportivitas Kerja sama Keaktifan Jumlah Rata-rata
1 Muji v v v 3 100
2 Arbain v v v 3 100
3 Supian v v v 3 100
4 Ida v v v 3 100
5 Khairudin v v v 3 100
6 Mutmainah v v v 3 100
7 Nasrullah v v v 3 100
8 Nahrul H. v v v 3 100
9 Nurifansyah v v v 3 100
10 Nurhasifa v v v 3 100
11 Sarbaini v v v 3 100
12 Sarmila v v v 3 100
13 Fahruraji v v v 3 100
14 St. Aminah v v v 3 100
15 Anisah v v v 3 100
16 Rahmadi v v v 3 100
Jumlah 48
Rata-rata 100



Pembantanan, Februari 2010
Observer,


H. Mawardi
NIM 130505452



Tes Praktik Smash/Skor
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-Rata Tuntas
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1 Muji 5 5 4 5 4 5 5 4 3 3 43 86 Tuntas
2 Arbain 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 33 66 Tuntas
3 Supian 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 45 90 Tuntas
4 Ida 5 5 5 5 4 4 3 3 3 2 39 78 Tuntas
5 Khairudin 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 45 90 Tuntas
6 Mutmainah 5 5 4 4 3 3 2 2 2 2 32 64 Tidak
7 Nasrullah 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 41 82 Tuntas
8 Nahrul H. 5 5 5 5 4 3 5 5 3 3 43 86 Tuntas
9 Nurifansyah 4 5 4 4 3 2 3 3 3 2 33 66 Tuntas
10 Nurhasifa 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 28 56 Tidak
11 Sarbaini 4 5 4 4 3 4 2 3 2 2 33 66 Tuntas
12 Sarmila 5 4 4 4 3 3 2 2 2 2 31 62 Tidak
13 Pahruraji 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 44 88 Tuntas
14 St. Aminah 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 30 60 Tidak
15 Anisah 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 40 80 Tuntas
16 Rahmadi 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 46 92 Tuntas
Jumlah 73 73 69 68 60 58 57 56 51 41 606 12
Ketuntasan Ind. 91 91 86 85 75 73 71 70 64 51 76
Ketuntasan Kls 75















Tes Praktik Smash/Skor
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-Rata Tuntas
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1 Muji 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 44 88 Tuntas
2 Arbain 5 5 3 4 3 4 3 3 3 3 36 72 Tuntas
3 Supian 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 46 92 Tuntas
4 Ida 5 5 5 5 4 4 3 4 3 2 40 80 Tuntas
5 Khairudin 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 46 92 Tuntas
6 Mutmainah 5 5 3 4 3 4 3 3 3 3 36 72 Tuntas
7 Nasrullah 5 5 5 5 4 5 4 3 4 3 43 86 Tuntas
8 Nahrul H. 5 5 5 5 4 3 5 5 3 3 43 86 Tuntas
9 Nurifansyah 4 5 4 4 3 2 3 3 3 2 33 66 Tuntas
10 Nurhasifa 5 3 4 3 3 4 3 3 3 3 34 68 Tuntas
11 Sarbaini 4 5 4 4 3 4 2 3 2 2 33 66 Tuntas
12 Sarmila 5 4 4 4 4 4 2 3 2 2 34 68 Tuntas
13 Pahruraji 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45 90 Tuntas
14 St. Aminah 4 5 4 3 3 3 4 3 3 3 35 70 Tuntas
15 Anisah 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 41 82 Tuntas
16 Rahmadi 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96 Tuntas
Jumlah 76 76 69 69 62 64 59 60 53 49 637 16
Ketuntasan Ind. 95 95 86 86 78 80 74 75 66 61 80
Ketuntasan Kls 100














FOTO PENELITIAN
==================================================
Nama Peneliti : Sodirin
NIM : A1D107446
Judul Penelitian : Meningkatkan Kemampuan Melakukan Smash dalam Pembelajaran Bulutangkis Siswa Kelas 5 SDN Pembantanan 2 melalui Modifikasi Net yang Direndahkan






























Foto 1 Guru Membuka Pelajaran dengan memberikan aperspsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran





















Foto 2 Guru membimbing siswa melakukan gerakan pemanasan





















Foto 3 Guru membimbing siswa memegang raket dengan benar






















Foto 4 Siswa memantulkan bola dengan raket sesuai dengan model/contoh yang
diberikan guru





















Foto 5 Siswa melakukan latihan memukul bola berpasangan




















Foto 6. Guru memberikan model/contoh melakukan smash dalam permainan
Bulutangkis






















Foto 7. Siswa melakukan smash dalam permainan bulutangkis dengan bimbingan
guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar